Kesehatan

Insomnia, Kenali sebelum terlambat!

128
×

Insomnia, Kenali sebelum terlambat!

Sebarkan artikel ini

Apa itu Insomnia?

Insomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur. Gangguan tidur ini membuat dirinya tak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.

Masalah ini dapat terjadi dalam jangka pendek (akut) hingga jangka panjang (kronis). Selain itu, tidur merupakan keadaan tidak sadar yang terjadi secara alami untuk memungkinkan tubuh untuk beristirahat. Saat tidur, tubuh akan melalui siklus yang bergantian antara tidur gerakan mata cepat dan tidur non-gerakan mata cepat.

Seseorang mungkin akan melalui empat atau lima siklus tidur dalam satu malam. Satu siklus tidur berlangsung kurang lebih selama 90 menit. Siklus ini diawali empat tahap tidur non-REM (Rapid Eye Movement), terdiri dari tidur ringan sampai tidur dalam. Lalu, dilanjutkan dengan tidur REM dan di tahap inilah proses mimpi terjadi.

Gejala Insomnia
Terdapat beberapa gejala sulit tidur yang umum dirasakan penderitanya, seperti:

* penderitanya sering kali membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tidur
* penderita hanya bisa tidur selama 6 jam atau kurang, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih
* tidak merasa bugar setelah tidur dan/atau merasa lelah di siang hari meskipun memiliki waktu tidur yang cukup
* sulit berkonsentrasi
* kurangnya energi atau motivasi
* memiliki kekhawatiran tentang tidur

 

7 Type Insomnia

1. Insomnia akut
Insomnia jangka pendek atau bisa juga disebut insomnia akut adalah kondisi saat Anda mengalami masalah susah tidur dalam jangka waktu pendek. Kondisi ini biasanya muncul akibat situasi yang menyebabkan stres. Sebagai contoh kehilangan orang tersayang, vonis penyakit yang cukup serius, hingga perubahan pada hubungan atau pekerjaan.

Gangguan tidur ini biasanya bertahan hingga tiga bulan lamanya. Namun, insomnia akut bisa lebih cepat mereda dan hilang setelah Anda bisa mengatasi penyebab stres tersebut. Akan tetapi, saat tidak bisa mengatasi kondisi tersebut, insomnia akut bisa berubah menjadi insomnia kronis, atau susah tidur dalam jangka waktu panjang.

Kondisi ini bisa saja terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Hanya saja, jenis insomnia ini lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Saat seorang wanita mengalami jenis insomnia ini, bisa saja karena sedang hamil atau mengalami menopause.

 

2. Insomnia kronis
Jika ada insomnia akut, tentu ada pula insomnia kronis. Jenis insomnia yang satu ini biasanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Nah, Anda mungkin mengalami jenis insomnia ini saat memiliki kesulitan untuk tidur nyenyak lebih dari tiga hari seminggu atau bertahan lebih dari tiga bulan.
Jika mengalami insomnia kronis, Anda mungkin sudah mengalami sulit tidur dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini tentu mengganggu kenyamanan serta kesehatan. Pasalnya, Anda menjadi sulit mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Penyebab insomnia kronis bisa beraneka ragam. Bisa jadi karena adanya situasi yang menyebabkan stres, pola tidur berantakan, sering mimpi buruk, gangguan mental, dan berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan otak dan saraf. Tak hanya itu, penggunaan obat dan gangguan tidur lainnya juga bisa menjadi penyebabnya.

3. Insomnia sleep onset
Jenis insomnia yang satu ini biasanya ditandai dengan gejala susah tidur, meski sudah mengantuk dan berusaha untuk tidur. Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini tidak bisa tidur walaupun sudah 20-30 menit berada di atas tempat tidur. Bahkan, sekalipun sudah menutup mata dan siap tidur, Anda tetap merasa kesulitan untuk tidur.
Akibatnya, Anda terus terbaring terjaga selama berjam-jam, menatap gelapnya langit-langit rumah. Tak heran jika kondisi ini dapat memangkas waktu tidur dan menyebabkan Anda kelelahan dan mengantuk pada keesokan harinya. Tak hanya itu, kondisi ini juga memicu Anda untuk sering terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur kembali.
Jenis insomnia yang satu ini bisa terjadi karena kondisi medis atau masalah kesehatan mental yang sedang Anda alami. Sebagai contoh stres berat, gangguan kecemasan, hingga depresi.

 

4. Insomnia pada anak-anak
Menurut American Academy of Sleep Medicine, ada dua jenis insomnia yang sering terjadi pada anak-anak. Jenis yang pertama adalah sleep-onset insomnia, yaitu gangguan sulit tidur karena anak terbiasa tidur dalam keadaan digendong, diberi dot, atau berada di tempat tidur orangtuanya. Ini artinya, tanpa hal-hal tersebut, anak menjadi tidak bisa tidur.
Selain itu, saat anak-anak tidak memiliki jam tidur yang tetap, risiko mengalami insomnia juga meningkat. Biasanya, anak yang baru akan tidur jika orangtua atau pengasuh memaksanya lebih rentan mengalami kondisi ini. Sementara, anak yang sudah terbiasa tidur pada waktu-waktu tertentu justru jarang mengalaminya.
Oleh sebab itu, biasakan agar anak memiliki jam tidur yang pasti. Artinya, anak perlu tidur pada waktu tertentu dan bangun pada waktu tertentu pula. Dengan begitu, anak bisa terhindar dari jenis insomnia yang satu ini.

5. Insomnia akibat obat-obatan atau zat kimia tertentu
Jenis insomnia yang satu ini terjadi akibat asupan stimulan dari konsumsi obat-obatan tertentu: kafein, alkohol, dan makanan tertentu. Contohnya, makanan pedas yang dapat membuat perut dan tubuh Anda terasa panas hingga sulit tidur. Salah satu cara untuk menghentikan jenis gangguan sulit tidur yang satu ini adalah menghentikan penggunaannya.
Artinya, Anda perlu mengurangi atau benar-benar menghindari zat yang menyebabkan sulit tidur. Misalnya, Anda menjadi sulit tidur karena terbiasa mengonsumsi alkohol. Nah, ini mungkin saat yang tepat untuk berhenti mengonsumsinya.

Hal ini juga berlaku pada zat-zat lain yang dapat menyebabkan Anda mengalami gangguan tidur yang satu ini. Lebih baik berhenti agar bisa tidur nyenyak. Tak hanya itu, dengan menghentikan penggunaan zat tersebut, Anda juga menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

 

6. Insomnia Karena kondisi medis
Ada pula jenis insomnia yang terjadi karena suatu kondisi medis, misalnya gangguan jiwa. Ternyata, masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, hingga ADHD juga bisa menyebabkan masalah tidur.

Tingkat keparahan dari jenis insomnia ini berhubungan langsung dengan seberapa parah kondisi atau gangguan kesehatan mental yang dialami. Namun, pengobatan kedua kondisi yang saling terkait ini akan dipisah, terlebih jika tingkat insomnia Anda sedang parah.

Ini artinya, Anda mungkin perlu melakukan pengobatan khusus untuk insomnia saat sedang menjalani pengobatan untuk gangguan kesehatan mental. Oleh sebab itu, penting untuk memberi tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi saat ini demi menghindari interaksi obat dan hal-hal tidak diinginkan lainnya.

 

7. Insomnia campuran (mixed insomnia)
Meski jenis insomnia yang satu ini bukan istilah formal, tetapi kondisi ini menjelaskan tentang jenis insomnia campuran yang terjadi akibat kombinasi dari gangguan sleep onset, tidak bisa menjaga kualitas tidur, dan sering terbangun pada pagi hari.
Sementara itu, gejala dari jenis insomnia ini sering berganti-ganti setiap waktu.

 

Penanganan Insomnia

Tujuan dari penanganan insomnia adalah untuk mengenali dan mengobati penyebab dari gangguan tersebut. Pengobatan yang berhasil biasanya melibatkan gabungan dari obat/farmakologi serta penggunaan teknik perilaku. Membiasakan diri untuk tidur yang sesuai sangat penting dalam penanganan insomnia, baik itu secara primer maupun sekunder.

Kebiasaan ini meliputi menghindari nikotin, kafein dan alkohol, serta tidak tidur di siang hari dan makan makanan ringan sebelum tidur. Mengendalikan lingkungan tidur dengan meminimalkan cahaya terang pada malam hari dan menghilangkan gangguan seperti menonton televisi juga sebaiknya dilakukan.

Terapi perilaku dengan latihan bersantai/relaksasi juga sedikit banyak membantu. Jika Anda didiagnosa terkena insomnia, maka Anda akan dirujuk untuk menemui ahli tidur atau psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Segera periksakan diri ke dokter jika kesulitan untuk tidur atau sulit mempertahankan tidur, terlebih lagi jika hal tersebut berdampak kepada kehidupan sehari-hari. Kelelahan karena insomnia dapat memengaruhi suasana hati dan menciptakan masalah di dalam hubungan dengan orang-orang terdekat dan rekan kerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *